Dunia Bahagia, Akhirat Surga

Dunia Bahagia, Akhirat Surga

kabarebuku, cover buku, Dunia Bahagia, Akhirat Surga, image
Penulis :Aid Ibn Abdullah Al Qorni
Penerbit :Total Media
Cetakan :2008
Tebal :X + 214 halaman
Ukuran :- cm


Keterangan Buku

ISBN :979-15191-7-X
Kondisi :Buku Baru, Segel (plastik)
Berat :-
Stok :cukup
Harga Lama :Rp 27.500,- / eks
Harga Baru :Rp 15.000,- / eks (belum termasuk ongkos kirim)


Kami memberikan diskon khusus (lebih murah) bagi pembelian :
  • pembelian untuk pengadaan perpustakaan umum
  • pembelian untuk dijual kembali (minimal 50 eks)
Langsung menuju : BIODATA BUKU | KILAS BUKU | BELI BUKU INI


Kilas Buku

Setelah sukses membius jutaan pembaca dengan buku self help bertajuk La Tahzan, kini ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni hadir kembali dengan tulisan bergenre sejenis. Penulis produktif yang pernah merasakan pahitnya jeruji besi di negara Saudi Arabia ini masih berpijak pada pola pikir yang sebenarnya cukup sederhana.

Adalah bagaimana menampilkan jiwa manusia yang bahagia. Ketrampilan mengolah keseimbangan antara kepentingan duniawi dan kepentingan akhirat, tetap menjadi inti dari tulisannya. Semula buku ini ia beri judul Hatta Takuna Asadan-Nas, yang kurang lebih artinya adalah Agar Engkau Menjadi Orang yang Paling Berbahagia. Sesampainya di tangan penerbit Total Media, judul itu diubah menjadi Dunia Bahagia Akhirat Surga (DBAS).

Menilik pada tata cara penyampaian bahasa yang dilakukan ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni dalam buku ini, tak pelak, sangat terpengaruh pada gaya sastra arab klasik. Inilah yang kemudian memunculkan kesan bahwa ia masih terobsesi pada literasi-literasi para pendahulunya. Tak jarang ia berpuisi. Kesan ini muncul, mengingat ia sengaja menaruh pelbagai pesan dalam untaian-untaian hikmah yang singkat. Sengaja ia lakukan hal ini dengan tujuan agar pembaca lebih bisa memahami kepadatan makna dari setiap hikmah yang ia tanamkan.

Terbebas dari persoalan kehidupan memang menjadi hakekat dan tujuan manusia yang hidup di muka bumi ini. Persoalannya adalah terletak pada kenyataan, bagaimana cara mengatasi problematika hidup. Jadi, mayoritas manusia masih terantuk pada penggunaan metode agar persoalan yang timbul dalam kehidupan segera mencair dan berubah menjadi solusi. Hal inilah yang kemudian secara cerdas dibidik oleh ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni. Meminjam istilah yang sedang menjadi trandsetter dewasa ini, metode ala ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni ternyata tak lepas dari apa yang disebut sebagai mind power. Kekuatan pikiran manusia ternyata menjadi sebuah senjata ampuh untuk menaklukkan berbagai persoalan yang muncul di kemudian hari. Selain potensi tersebut, ia sebenarnya juga ingin menegaskan bahwa dalam diri manusia ini terdapat sebuah fitrah yang bisa menghalau berbagai persepsi negatif tentang kehidupan.

Fitrah manusia adalah senantiasa menjalin hubungan yang mesra dengan penciptanya. Pasalnya, dengan jalinan mesra yang terjalin dan berkelanjutan, membuat persepsi negatif tentang kehidupan yang dialami oleh manusia akan berangsur-angsur sirna. Fitrah inilah yang coba dimaksimalkan oleh ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni dalam berbagai tulisannya, termasuk dalam buku ini. Pada sisi inilah letak perbedaan buku self help versi ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni dengan buku sejenis karangan psikolog lainnya.

Secara tematis, terdapat 13 pokok bahasan di dalamnya dan pada masing-masing tema dilengkapi dengan untaian hikmah. Secara keseluruhan pembaca akan disuguhi 560 buah untaian hikmah yang memberikan penerangan kepada jiwa manusia. ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni memulai penataan struktur bukunya melalui konsep keimanan yang terwujud dalam etika ketauhidan. Simak bagaimana ia membuka kalimat dalam buku ini melalui untaian hikmah yang indah. Ia menulis, “Sungguh, hanya kekuatan iman yang mampu menepis kegelisahan dan menghilangkan kesusahan. Keimanan bagaikan embun yang menyejukkan pandangan orang-orang yang bertauhid, dan menjadikan orang yang taat beribadah mabuk kebahagiaan.

Lalu bagaimana cara melakukannya? Bagaimana memperoleh kekuatan iman yang mampu menepis kegelisahan tersebut? ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni pun kembali menjawab pertanyaan tersebut pada untaian hikmah berikutnya. Ia mengguratkan pena yang bunyinya, ”Langgengkan dalam membaca La ilahailla anta subhanaka inni kuntu minadzdzalimin, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka pada-Nya terdapat rahasia yang mengherankan dalam menyelesaikan kesusahan yang menerpa, dan merupakan berita besar dalam mengangkat cobaan.

Dari titik inilah kemudian ia mulai beranjak kepada hubungan sesama manusia sebagai salah satu syarat kebahagiaan hidup manusia. Ada beberapa nasehat yang ia lontarkan dalam hubungannya dengan etika hubungan antar manusia. Syarat kebahagiaan menurutnya adalah menjauhi perilaku mendendam, jangan menyalakan api permusuhan kepada sesama manusia, mencari rezeki yang halal, menjauhi buruk sangka, hendaklah perbanyak sedekah dan masih banyak lagi nasehat berharga yang dapat diketemukan dalam buku ini.

Yang mungkin patut disimak selanjutnya adalah butir nasehatnya tentang budaya tertib. Ada apa dengan budaya tertib dalam kacamata ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni? Pada halaman 154 buku ini, terdapat jawaban atas pertanyaan tersebut. Dengan membiasakan budaya tertib ternyata dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Dengan mengagungkan budaya tertib maka seseorang tidak akan lalai dalam melakukan berbagai macam pekerjaannya. Termasuk di dalamnya adalah mencatat bermacam aktivitas yang dilakukan lewat sebuah program kerja. Lakukanlah pekerjaan secepat mungkin, karena menunda pekerjaan merupakan sebuah awal kegagalan, begitulah pendapat ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni.

Ia tak sekedar berteori, tulisannya bersifat aplikatif. Inilah sebuah kekayaan yang tersembunyi dalam tulisan ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni lewat DBAS ini. Apa yang diungkapkannya lekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga pembaca akan semakin mudah menemukan makna di balik coretan-coretan penanya. Sejatinya, buku ini tak jauh berbeda dengan La Tahzan. Ini diakui sendiri oleh ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni yang termaktub dalam kata pengantar di awal kitab. Hanya saja, ia menaruh kalimat dengan nada yang lebih puitis daripada buku sebelumnya dengan tidak mengurangi susunan kata-katanya yang dibuat lebih sederhana. Dengan sedikit berargumen, ‘Aidh Bin Abdullah al-Qarni menyatakan bahwa buku ini merupakan intisari daripada tulisan-tulisannya yang bertemakan kebahagiaan. Maka jika ingin melihat bagaimana pokok pikiran penulis fenomenal tersebut, tidak ada ruginya anda membaca buku ini.

Sumber : MERAMU KESEIMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA MELALUI UNTAIAN



Beli Buku Ini

Sebelum Anda berminat untuk membeli buku ini, silahkan baca terlebih dulu persediaan buku ini pada "KETERANGAN BUKU" di atas tadi. Jika memang stoknya masih ada, silahkan melakukan pembelian atau pemesanan.

Namun begitu, jika stok pada kami tidak ada (kosong), Anda juga bisa melakukan pemesanan untuk jangka waktu yang bisa Anda tentukan sendiri. Jika nantinya buku itu sudah tersedia, kami akan segera menghubungi Anda melalui kontak informasi yang tentunya Anda sertakan dalam pemesanan.

Ada beberapa pilihan cara untuk membeli atau memesan buku ini. Silahkan Anda pilih dengan terlebih dahulu menuju halaman ini (klik untuk membukanya).

Anda juga bisa langsung menghubungi kami via SMS, Yahoo Messenger (YM), atau melengkapi formulir pembelian berikut ini.

untuk melakukan pembayaran, silahkan baca panduan dalam "Cara Pembayaran".

Terimakasih atas kepercayaan dan kerjasamanya

Tags: , , ,
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

KABARE BUKU

selain berkabar tentang adanya buku, kami juga melayani pembelian buku-buku tertentu. Khususnya, buku-buku yang informasi harganya telah kami sampaikan bersamaan kabar masing-masing buku. Silahkan Baca : Cara Beli Buku di KABARE BUKU.

0 komentar

Leave a Reply